Merajut Asa di Tengah Duka: Warga Bersatu Hadapi Bencana

Merajut Asa di Tengah Duka: Warga Bersatu Hadapi Bencana

Redaksi

Nagari Muaro Pingai.SumbarMaju.com — Banjir yang melanda Nagari Muaro Pingai, khususnya Jorong Muaro Pingai IV, meninggalkan duka yang mendalam bagi warga. Hujan deras yang turun tanpa jeda membuat air sungai meluap dan merendam puluhan rumah. Walau berada dalam masa sulit, warga tetap saling menguatkan dan berpegang pada semangat kebersamaan.Rabu,10/12/2025.

Melonjaknya debit air membuat banyak keluarga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga. Rumah-rumah dipenuhi lumpur, jalan utama sulit dilewati, dan sejumlah fasilitas umum ikut terdampak. Namun, proses evakuasi berjalan baik dan tidak ada korban jiwa.


Di tengah kondisi penuh keprihatinan, para pemuda menjadi penggerak utama pemulihan. Rino, bujang kiray dan pemuda lainnya, beberapa pemuda Jorong Muaro Pingai IV, sejak pagi hadir membantu membersihkan rumah-rumah warga yang terdampak. Selesai membantu tetangga, ia kemudian bergegas ke rumah orang tuanya yang baru saja terkena hantaman banjir, menjadi rumah terakhir yang terendam ketika arus tiba-tiba semakin kuat.

Rumah orang tuanya tidak hanya kemasukan lumpur, tetapi juga dipenuhi kayu-kayu dan material lain yang tersangkut, terbawa oleh derasnya aliran air. Kondisi itu membuat proses pembersihan jauh lebih berat dibanding rumah-rumah keluarga lainnya. Namun Rino tetap bekerja tanpa keluhan, memastikan rumah orang tuanya dapat kembali ditempati.


Di sisi lain, di Bujang Kiray, tempat tinggal sebelumnya, kondisi sempat mereda setelah banjir awal. Akan tetapi, dua hari kemudian hujan kembali turun dengan intensitas tinggi. Debit air meningkat lagi, dan aliran di jalur yang sering dilalui warga kembali deras. Situasi itu membuat masyarakat di sana semakin waspada.


Meski demikian, Rino mengungkapkan bahwa bencana ini semakin menumbuhkan rasa kebersamaan,gotong royong muncul seketika,rasa saudara hidup di tengah duka,hilangkan rasa perbedaan di antara sesama.


“Di Bujang Kiray, keadaan sempat tenang. Tapi hujan dua hari turun lagi, debit air tinggi, jalan yang biasa dilintasi orang banyak deras lagi. Di sana terasa hidup ini tidak sendiri. Hidup perlu berdampingan, tumbuh perasaan sesama makhluk Allah SWT,” tutur Bujang Kiray dengan suara lirih.


Pernyataan Rino mencerminkan kuatnya nilai persaudaraan yang lahir di tengah duka. Pemuda dan warga saling membantu, membersihkan lumpur, menyingkirkan kayu-kayu yang tersangkut, serta menata kembali barang-barang yang masih bisa diselamatkan.


Sementara itu, bantuan berupa makanan siap saji, air minum, pakaian, dan perlengkapan kebersihan mulai mengalir ke lokasi. Bantuan ini menjadi penyemangat bagi warga yang tengah berjuang memulihkan keadaan.


Meski jalan menuju pemulihan masih panjang, warga Muaro Pingai percaya bahwa mereka akan mampu bangkit. Dengan gotong royong dan solidaritas yang terus terjalin, masyarakat terus merajut asa, menguatkan hati, dan menata kembali kehidupan mereka.( Yef )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar