Limapuluh Kota, Sumbarmaju.com– Dalam upaya mencari solusi untuk masalah hilirisasi dan fluktuasi harga gambir yang membebani petani Gambir 50 Kota , Bupati dan Kadis Pertanian Limapuluh Kota, Witra melakukan kunjungan ke India.
Dalam kunjungan tersebut, minus Dinas Perindustrian (Disperin) dan Dinas Koperasi dan Perdagangan (Koperindag). Hal menjadi salah satu penyebat tidak jelasnya output kunjungan ke India tersebut. Padahal Koperindag dan Disperin adalah OPD yang paling berkaitan dengan kunjungan itu.
Menurut informasi yang diperoleh, kunjungan ke India ditujukan secara spesifik untuk mencari alternatif hilirisasi gambir yang bisa meningkatkan nilai jual komoditas ini dan mengatasi masalah harga yang selalu fluktuatif.
Seperti diketahui, gambir merupakan salah satu komoditas unggulan petani di Kabupaten 50 Kota, namun pertumbuhan nilainya sering terhambat karena kurangnya akses ke rantai pasokan hilir dan pasar yang lebih luas. Banyak pihak berpendapat bahwa urusan hilirisasi dan harga lebih merujuk pada bidang industri dan perdagangan, sehingga kehadiran Dinas Perindustrian dan Koperindag seharusnya menjadi keharusan dalam delegasi ke India tersebut.
Namun, kenyataan berlawanan terjadi. Kadis Pertanian seolah mampu sendiri menyelesaikan persoalan-persoalan hilirisasi gambir tanpa melibatkan 2 kepala OPD tersebut.
Padahal pergi ke India untuk melihat hilirisasi Gambir bukan untuk belajar menanam Gambir atau budidaya Gambir. Selaku dinas teknis yang bertanggung jawab atas masalah hilirisasi petani Gambir bukan Dinas Pertanian, melainkan dinas koperindag dan industri kecuali ada keluhan petani Gambir terkait pupuk dan bibit sendiri.
Mulai dari pasokan bibit, pupuk, hingga teknik budidaya, semuanya dinyatakan berjalan dengan baik. Masalah yang sebenarnya hanya berkonsentrasi pada sisi pemasaran, yaitu permasalahan hilirisasi dan harga yang tidak stabil – hal yang seharusnya menjadi fokus kerja Dinas Perindustrian dan Koperindag.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat dan stakeholder. Apakah kunjungan ke India akan efektif tanpa kehadiran pihak yang lebih memahami bidang industri dan perdagangan? Bagaimana strategi yang akan diambil Kadis Pertanian untuk mengatasi masalah yang bukan merupakan bidang keahlian utamanya? Banyak yang berharap bahwa meskipun komposisi delegasi tidak sesuai harapan, kunjungan ini tetap bisa menghasilkan solusi nyata yang bermanfaat bagi petani gambir di Kabupaten 50 Kota.
"Kita mengharapkan hasil dari kunjungan ini tidak sekadar bentuk-bentuk semata," ujar salah satu pengusaha gambir yang tidak mau disebutkan namanya. Senin, (8/12/25).
"Yang penting adalah ada langkah konkret untuk meningkatkan harga gambir dan membuka akses pasar yang lebih baik," ujarnya
Sampai saat ini, Pemkab 50 Kota belum memberikan penjelasan resmi terkait alasan kehadiran Kadis Pertanian dan ketiadaan Dinas Perindustrian serta Koperindag dalam kunjungan tersebut. Masyarakat pun tetap menantikan laporan hasil kunjungan dan langkah-langkah berikutnya yang akan diambil pemerintah untuk menyelesaikan masalah gambir yang telah lama menjadi beban.(Agus Suprianto)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar