SumbarMaju.com – Kabupaten Solok kembali membuktikan perannya sebagai lumbung pangan strategis di Sumatera Barat. Kali ini, daerah yang dikenal dengan julukan “Solok Nan Indah” menerima kunjungan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Selatan untuk menjajaki kerja sama pengendalian inflasi, terutama di sektor komoditas pangan.
Rombongan TPID Sumatera Selatan yang terdiri dari unsur strategis seperti TPID provinsi dan kabupaten/kota, Bank Indonesia, hingga distributor komoditas pangan, melakukan kunjungan ke Bangsal Pasca Panen Bawang Merah, Alahan Panjang, Kabupaten Solok.
Disambut hangat oleh jajaran TPID Kabupaten Solok di bawah koordinasi Sekretaris TPID Yosi Agusta, turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Perhubungan M. Djoni, Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Syoufitri, Kadis Kominfo Teta Midra, Kabag Kerja Sama Elfian Hart, Ketua Kelompok Tani Muaro Datau Diateh Amri Ismail, serta Champion Bawang Merah, Indra Wardi.
Dalam sambutannya, Yosi Agusta menegaskan bahwa Kabupaten Solok adalah daerah agraris dengan potensi pertanian yang besar.
“Kami surplus tiga komoditas utama: beras, bawang merah, dan cabai merah. Produksi cabai kami surplus 77 persen, sementara bawang merah hanya 5 persen yang dikonsumsi lokal. Sisanya dikirim keluar daerah,” ujarnya Selasa (24/6/25)
Ia juga menyampaikan bahwa sekitar 80 persen produksi beras Kabupaten Solok didistribusikan ke luar Sumatera Barat. Dengan kondisi ini, Kabupaten Solok siap menjalin kemitraan antardaerah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan nasional.
“Kami sudah menjalin kerja sama dengan Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru. Tentu kami terbuka untuk daerah lain, termasuk Sumatera Selatan,” tambah Yosi.
Ketua Rombongan TPID Sumatera Selatan, Iis, menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat Pemerintah Kabupaten Solok.
Ia menekankan bahwa kunjungan ini bertujuan menjalin kerja sama langsung antara distributor Sumsel dengan petani dan kelompok tani di Solok.
“Kami ingin memangkas mata rantai distribusi agar harga lebih terjangkau bagi konsumen di Sumsel. Kami membuka ruang bagi distributor untuk menjalin hubungan langsung dan berkelanjutan dengan petani di Solok,” ujar Iis.
Langkah ini diyakini menjadi strategi efektif untuk menekan inflasi pangan, sekaligus menciptakan hubungan dagang yang saling menguntungkan antara dua daerah penghasil dan konsumen pangan.
Kunjungan TPID Sumsel ke Kabupaten Solok menjadi sinyal positif bagi penguatan kerja sama antar daerah dalam menghadapi tantangan inflasi dan pasokan pangan.
Ke depannya, diharapkan kolaborasi ini dapat diperluas, bukan hanya dalam sektor pangan, tetapi juga dalam distribusi logistik dan sistem informasi harga yang lebih terintegrasi. (YEF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar