Pasbar.Sumbarmaju.com Di tengah dinginnya malam dan pekatnya kegelapan pasca-banjir bandang, rumah sederhana di Kecamatan Talamau kini jadi satu-satunya pelita harapan bagi 150 jiwa yang kehilangan segalanya. Talamau.
Ini bukan gedung pemerintah megah dengan fasilitas lengkap, melainkan kediaman pribadi Nirlam, anggota DPRD Pasaman Barat dari Partai PAN, yang menyulut semangat bertahan hidup bagi warga terdampak.Sudah delapan hari wilayah Talamau terisolasi.
Listrik padam total, air bersih menjadi barang mewah, dan jalan utama tertutup longsor, memutus segala akses keluar masuk kampung Bareh Sambil Tombang Nagari Sinuruik, Talamau.
Dalam hari-hari tanpa komunikasi dan bantuan, rumah Nirlam berubah jadi benteng terakhir mereka yang terluka.
Di dalam rumah itu, anak-anak dan orang tua menggigil tanpa selimut layak, menahan lapar dan haus, menanti pertolongan.
Ratusan nyawa yang seharusnya dilindungi kini bertarung lawan waktu, kekurangan gizi, dan ancaman penyakit.
Wajah-wajah warga yang datang hanya membawa baju yang melekat di tubuhnya menjadi saksi betapa beratnya cobaan ini.
“Sudah delapan hari tanpa listrik, makanan menipis, kami bertahan dengan sisa beras dan air seadanya. Anak-anak dan lansia paling menderita,” kata Nirlam dengan haru saat dihubungi.
Krisis logistik yang membayang kini menjadi ancaman nyata bagi mereka. Nirlam dan para relawan terus mengatur jatah makan dan air, namun itu tak cukup untuk mempertahankan harapan.
Keterbatasan jalan bukan alasan untuk membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesendirian. Nirlam mendesak Pemerintah Daerah Pasaman Barat segera buka akses jalan utama siang dan malam.
Jika jalur darat tak memungkinkan, maka diperlukan cara lain, seperti transportasi udara, untuk mengirim bantuan logistik dan tim medis ke posko pengungsian.
“Nyawa warga adalah prioritas. Kita tak bisa menunggu birokrasi atau alasan medan sulit. Harus ada langkah cepat dan tegas,” ujarnya tegas.
Kini, di balik deru angin dan suara hujan yang masih mengguyur, harapan-ringan warga Talamau hanya satu: mendengar mesin bantuan pemerintah yang membuka jalan keluar dari keterisoliran dan membawa kehidupan kembali.
Ayo sebarkan kisah ini agar lebih banyak hati tersentuh dan uluran tangan cepat datang membantu 150 nyawa yang sedang berjuang di Talamau.(Aprima Akbar)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar