Wakil Rakyat dan Dinsos Peduli Pada Warga Warga Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Panca Gata Jorong Pasar Durian Nagari Kampung Pinang.

Wakil Rakyat dan Dinsos Peduli Pada Warga Warga Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Panca Gata Jorong Pasar Durian Nagari Kampung Pinang.

Redaksi

Sumbarmaju.com_Agam.
Wakil Rakyat dari Anggota DPRD Agam Sumatera Barat, Epi Sardi dan Dinas Sosial Berikan Bantuan Sembako Kepada Warga Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Panca Gata Jorong Pasar Durian Nagari Kampung Pinang Lubuk Basung Agam.

Kegiatan tersebut pada hari senen,1/08/ 2022 kepada Warga yang hidupnya sebatang kara yaitu,Mak Barudin 77 tahun, Nenek Renta asal dusun Panca gata Jorong Pasar Durian Nagari Kampung Pinang Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam Sumatera Barat, harus hidup sebatang kara di gubuk reyot 

Mamak Barudin 77 tahun, atau biasa dipanggil Mak barudin , tinggal seorang diri di rumah tak layak huni di tengah hamparan kebun sawit . Ia mengaku sudah berusia 77 tahun.

Pantauan media, gubuk itu sudah dalam kondisi sudah retak akibat gempa, sebagian atap sudah roboh dan tidur dilantai kasur tipis tidak punya kamar tidur, sedangkan untuk makan sudah payah apalagi mikirkan rumah tempat tinggal.

Waktu kita langsung kofirmasi dengan salah satu warga dengan, Netti warga depan rumah Barudin dan yang bersangkutan sangat diharapkan sekali bantuan pemerintah melalui pemerintah Kab.Agam.

Di dalam rumah berukuran 5 x 6 meter, atap sudah bocor termasuk atap dapur juga sudah dibongkar karena sudah amruk dan lantai dengan semen sudah hancur sudah merupakan kayak lantai tanah.

Ruangan kamar tidur  itu terdapat 1 ruangan yang berukuran kecil tidak bisa dipakai lagi. Dan satu ruang tengah, dapur sudah runtuh atau roboh, makan aja dapat sudah sukur pak anto.

Dilihat secara keseluruhan, rumah itu jauh dari kesan layak huni. Dinding bilik  sudah lapuk dan berlubang, bahkan dinding kamarnya sudah jebol.

Di dapur hanya ada tungku perapian yang biasa digunakan untuk memasak tetapi sudah rusak pula. Dan untuk kebutuhan mandi dan buang hajat sudah rusak, mak Barudin 77 tahun memakai jamban di samping dapur yang ukurannya hanya sebadan.

Sehari-hari ia menghabiskan waktu dengan berdiam diri di gubuknya dan diwarung depan rumah. Sesekali turun ke perkampungan untuk berinteraksi dengan warga, namun sampai sekarang belum dapat bantuan untuk kebutuhan rumah dan terima kasih kepada pemerintah suapaya bantu saya katanya.

Terjadinya gempa bencana saya hanya bisa peluk tiang dan pasrah sambil menangis dan berdoa kalau bisa Tuhan jangan kasih roboh ini rumah, nanti saya tinggal di mana, katanya lirih.
Tak kuasa menahan dingin dan gempuran badai, nenek Barudin ini kemudian mencari tempat berlindung.

Meski masih sanggup berjalan dengan tungkat, namun ia sudah tidak mampu bekerja. Tubuhnya telah ringkih, pandangannya sudah kabur dan mengalami gangguan pendengaran.

Sedangkan atap rumah,  sudah berlubang termakan usia. Ketika musim panas, cahaya matahari pun bisa tembus sampai ke dalam rumah yang lebih mirip gubuk. Saat musim hujan, lantai rumah nenek Barudin  layaknya sebuah kubangan berlumpur. 

Nenek Barudin mengaku tak mampu lagi memperbaiki rumahnya karena memang tak punya apa-apa, Jika malam tiba, bapak tua itu mengandalkan lampu sering mati kabel kabel lampu rusak ujarnya( ANTO )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar