BELAJAR DARI NEGARA SINGAPURA(_DALAM KACA MATA POLITIK PENDIDIKAN_ ) Oleh Safrudin*.

BELAJAR DARI NEGARA SINGAPURA(_DALAM KACA MATA POLITIK PENDIDIKAN_ ) Oleh Safrudin*.

Redaksi

Sumbarmaju.com_Doctor Candidate of UIN SMDD Bkt/peserta rajut ukhuwwah tiga negara PKS Sumatera Barat, Aneh tapi nyata!, demikian ungkapan yang tak kuasa kita sebut  ketika melihat realita, betapa tidak,anggaplah kita seorang anak kecil yang baru mengenal dunia, lalu melihat ada kisah sebuah negara sebesar semut (Singapura)tak lebih luasnya 728,6 km² berdiri disamping gajah/Indonesia memiliki luas wilayah sekitar 1.920.800 km² Indonesia 2.632 kali lebih luas daripada Singapura, semut itu kuat membantu gajah mencarikan batang jagung, Itulah Singapura negaranya kaya, pendidikanya maju dan SDM nya terdepan didunia no 1 di Asia Tenggara, Kamis, 8 Mai 2025 : dalam bis otw menuju Universitas Patani Thailand*

Singapura hanya sebesar 0,03% saja dari Indonesia tetapi ia menjadi negara paling besar mengutangi Indonesia, dasyatnya lebih besar dari pada negara adi daya  super power seperti Amerika ataupun Cina,agaknya ini harus menjadi salah satu keajaiban dunia berikutnya. 

Data dari  BI yang terakhir mencata lima besar negara pemberi utang luar negeri ke Indonesia adalah: pertama Singapura dengan nilai US$ 55,84 miliar atau sekitar Rp 848,76 triliun, kedua Amerika Serikat dengan nilai US$ 27,863 miliar atau sekitar Rp 423,51 triliun,ketiga China dengan nilai US$ 22,755 miliar atau sekitar Rp 345,876 triliun,keempat Jepang dengan nilai US$ 21,366 miliar atau sekitar Rp 324,763 triliun.


dan kelima Hong Kong dengan nilai US$ 18,672 miliar atau sekitar Rp 283,81 triliun, nah lho? Setujukan ini jadi salah satu keajaiban dunia setelah Candi Brobudur? Ya jika tak setuju tak apalah yang penting ini telah jadi fakta yang tak bisa dibantah oleh siapapun

Data dari  Worldometers, Jumlah penduduk Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan Singapura. Pada tahun 2025, Indonesia memiliki sekitar 283.49 juta jiwa, sementara Singapura memiliki sekitar 5.85 juta jiwa. Ini berarti Indonesia memiliki populasi yang sekitar 48 kali lebih besar daripada Singapura. Mayoritas penduduknya berasal dari Bangsa Cina, sedangkan yang lainnya berasal dari Melayu, Yahudi, Pakistan, Bengali, Arab hingga peranakan Eropa, bahasa yang digunakan, terdiri dari beberapa bahasa resmi seperti Cina, Inggris, Melayu, dan Tamil. Adapun untuk agamanya yaitu agama Tao, Islam, Kristen, dan Hindu. 

Kok bisa ya Singapura?,saya terus berguman, banyak orang tak mengerti dan percaya Indonesia lebih banyak berutang kepada “semut” ini dari pada  Amerika dan negara besar lainya tetapi data berbicara dan fakta sulit dibantah ketika saya menginjakan kaki di Singapura dalam misi rajut ukhuwwah tiga negara PKS Sumbar terbesitlah banyak inspirasi dengan deras pikiran bahwa kita perlu belajar banyak dengan Singapura, negara yang lahir 9 Agustus 1965 saat berpisah dengan Malaysia, ia hanya sebuah pulau miskin pulau utamanya hanya 3 Pulau yakni Sentosa, Pulau Ubin, dan Pulau Tekong dan puluhan pulau kecil yang ditimbun menjadi jembatan dan jalan tol menjelma menjadi negara kaya raya,setidaknya inilah yang sampaikan tour gaide kami Encik Razaq. Pertanyaan yang perlu menjadi diskusi kita adalah apa yang menjadi faktor kunci Singapura menjadi negara maju dan kaya raya?

Mengutip buku “Kurikulum di Negara Maju” oleh Ismail Hanif Batubara, Singapura menjadi negara termaju di kawasan Asia Tenggara. Hal ini salah satunya karena kemajuan sistem pendidikannya. Negara ini membangun kekuatan dasarnya dengan modal pendidikan yang baik. 


Sistem pendidikannya pun didasarkan pada pemikiran bahwa setiap manusia memiliki bakat dan minat yang unik, maka sangat tepat kita lihat kemajuan Singapura dari optik politik pendidikan, karena politik pendidikan berbicara tentang upaya dan kebijakan yang diambil negara dalam pendidikan untuk mencapai tujuan sebuah negara, oleh karena itu antara politik dan pendidikan sangatlah berkait erat.


Yang pertama kebijakan kurikulum, Kemajuan sistem pendidikan secara teori terletak pada kebijakan berbagai bahasa di kurikulumnya, Singapura menerapkan bahasa dalam kurikulumnya secara terpadu yaitu Bahasa Inggris, Melayu, Mandarin, dan Tamil, nah bagaimana dengan negara kita?


Singapura sejak dini telah mempersiapkan anak negrinya menjadi generasi global dan siap bersaing didunia Internasional. Selain itu, sumber daya manusia yang diciptakan adalah individu yang mampu menunjukkan bakat dan kemampuan untuk bertahan dalam lingkungan yang penuh dengan persaingan. 


Selanjutnya penting dicatat bahwa kurikulum yang disediakan di lembaga pendidikan Singapura juga terbagi menjadi beberapa cakupan yang luas, holistik, dan bersifat global. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan bahasa dalam kurikulumnya. Meskipun bahasa Inggris dijadikan bahasa umum, namun pelajar disana juga wajib menguasai bahasa ibu mereka. Tujuannya adalah agar pelajar tidak kehilangan identitas diri mereka sebagai keturunan dari suatu bangsa tertentu, dan juga untuk menjaga warisan budaya leluhur, apa kabar kurikulum di negriku?


Kebijakan berikutnya,Pendidikan di Singapura membuktikan bahwa keberhasilan sebuah bangsa tidak selalu bergantung pada sumber daya alam, tetapi bisa juga melalui pengetahuan dan keterampilan. Hal iji karena Singapura memandang bahwa pendidikan adalah sebuah investasi, Singapura tidak mikir panjang untuk membiayai pendidikan dengan dana yang sangat besar, tapi di negara kita tak mikir panjang membiayai kereka cepat  Jakarta-Bandung (KCJB) sekitar Rp 108 triliun atau US$ 7,2 miliar. Proyek yang awalnya dianggarkan Rp 86,67 triliun mengalami cost overrun hingga US$ 1,2 miliar. atau bayangkan anggaran pembangunan IKN sejak tahun 2022 hingga 2024 telah mencapai Rp75,8 triliun, investasi yang mubazir saja bukan?


Singapura telah menunjukkan bagaimana investasi strategis dalam pendidikan dapat mengangkat standar hidup rakyatnya, hal ini jauh berbeda dengan negara kita dimana kebijakan atau politik pendidikannya yang masih setengah hati membiayai pendidikan, biaya yang mahal, kebijakan BOS yang sangat kaku, mental gratis yang merusak mental generasi dan lainya, hal ini kita rasakan dimana kebijakan BLU ataupun Perguruan Tinggi Berbadan Hukum jika tak diwaspadai kelak akan menjadikan dunia pendidikan negara kita menjadi ladang bisnis dimana paradigmanya adalah  pengeluaran sekecilnya dan untung sebesar-besarnya.


Berikut beberapa kebijakan yang diambil pemerintah Singapura yang penulis ringkaskan dari berbagai sumber yang membuktikan baiknya kwalitas politik pendidikan di Singapura yang perlu menjadi catatan kita bersama ditengah transisi pemerintahan Jokowi ke Prabowo dimana perlu kita cermati bersama akankah kurikulum akan berganti lagi atau melanjutkan kebijakan mas Nadiem makarim


Kebijakan pertama Kurikulum Modern Berbasis Kebutuhan Global, Kurikulum pendidikan di Singapura dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, problem-solving, dan komunikasi efektif. Fokus utamanya adalah mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia modern, seperti perubahan teknologi dan tuntutan kerja global.


Kedua Guru Berkualitas Tinggi dan Sejahtera, Guru di Singapura dipilih melalui proses seleksi yang ketat untuk memastikan profesionalisme dan kompetensi tinggi. Mereka dilatih dengan standar global dan didorong untuk terus berinovasi dalam metode pengajaran.


Pemerintah juga memberikan perhatian besar pada kesejahteraan guru. Gaji guru di Singapura cukup kompetitif. Guru pemula dapat mengantongi gaji antara SGD 3.000 hingga SGD 6.000 atau sekitar Rp33 juta sampai Rp67 juta per bulan. 


Pemerintah Singapura juga rutin memberikan pelatihan serta bonus berbasis kinerja untuk menjamin mutu pendidikan. Sehingga terdapat peluang pengembangan karier yang luas untuk guru di Singapura, seperti pelatihan berkelanjutan dan akses ke sumber daya lengkap.


Kebijakan ketiga Infrastruktur Sekolah yang Canggih, Sekolah-sekolah di Singapura dilengkapi fasilitas mutakhir, seperti laboratorium teknologi, ruang seni, pusat olahraga, dan perpustakaan digital. Semua ini mendukung pembelajaran aktif dan interaktif.


Dengan fasilitas yang lengkap, siswa dan guru dapat memanfaatkan berbagai teknologi dalam proses belajar-mengajar. Hal ini meningkatkan kenyamanan sekaligus produktivitas di lingkungan sekolah.


Kebijakan keempat Jalur Pendidikan yang Disesuaikan dengan Potensi Siswa

Sistem pendidikan di Singapura memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk memilih jalur pendidikan sesuai dengan bakat dan minat mereka, seperti jalur ekspres, akademik, atau teknis. Setiap jalur dilengkapi dengan kurikulum khusus yang mendukung bakat siswa.


Pendekatan ini memastikan bahwa setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk sukses. Baik melalui jalur akademik yang menuntut kemampuan tinggi, maupun jalur teknis yang lebih berfokus pada praktik.


Kelima Pendidikan Bilingual yang Efektif, Pendidikan di Singapura mewajibkan siswa menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa utama dan bahasa ibu seperti Mandarin, Melayu, atau Tamil. Kebijakan ini menciptakan generasi yang mampu bersaing di pasar internasional.


Dengan metode bilingual, siswa tidak hanya memahami konteks lokal tetapi juga memiliki akses lebih luas ke pendidikan tinggi dan pekerjaan global. Keterampilan bahasa menjadi salah satu kekuatan utama lulusan Singapura.


Keenam Pendidikan Anak Usia Dini yang Terstruktur, Pendidikan usia dini di Singapura dikelola oleh Early Childhood Development Agency (ECDA) yang memastikan standar kualitas di semua pusat penitipan anak dan taman kanak-kanak. Fokus utamanya adalah memberikan landasan kuat dalam pengembangan kognitif dan sosial anak.


Subsidi pemerintah bagi keluarga berpenghasilan rendah memastikan semua anak mendapat akses ke pendidikan dini yang berkualitas. Program ini dirancang untuk mengurangi kesenjangan sosial sejak usia muda.


Tujuh Penekanan pada Pengembangan Karakter dan Kepemimpinan, Sistem pendidikan di Singapura tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pengembangan karakter siswa. Pendidikan moral dan nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, dan empati ditanamkan sejak dini melalui kegiatan ekstrakurikuler dan program pendidikan karakter.


Selain itu, sekolah-sekolah di Singapura mendorong siswa untuk berperan aktif dalam kepemimpinan. Berbagai kegiatan seperti program pemimpin siswa dan proyek sosial membantu mereka mengasah keterampilan kepemimpinan yang berguna dalam kehidupan profesional maupun pribadi. 


Delapan Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran, Teknologi sangat berperan dalam sistem pendidikan di Singapura. Siswa menggunakan platform digital untuk belajar mandiri, sementara guru memanfaatkan data untuk memantau perkembangan siswa secara real-time.


Pendekatan ini meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Dengan dukungan teknologi, siswa dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja. Sehingga pengalaman belajar menjadi lebih fleksibel, pendidikan di singapura cukup multikultural


Subsidi Pendidikan yang Komprehensif, Pemerintah Singapura memberikan subsidi besar untuk pendidikan negeri, mencakup biaya sekolah, transportasi, hingga fasilitas tambahan. Subsidi ini membantu meringankan beban finansial keluarga, terutama bagi warga negara Singapura.


Selain itu, berbagai beasiswa dan bantuan finansial tersedia bagi siswa berprestasi dan mereka yang membutuhkan. Sehingga tercipta kesetaraan dalam akses pendidikan tanpa mengorbankan kualitas.


Lingkungan Multikultural yang Kaya Pengalaman, Mengingat banyaknya siswa dari berbagai latar belakang budaya, pendidikan di Singapura menciptakan suasana belajar yang inklusif. Hal ini mendorong siswa untuk memahami dan menghargai keberagaman yang menjadi sebuah keterampilan penting dalam interaksi global. 


Lingkungan ini membantu siswa mengembangkan keterampilan interpersonal dan toleransi yang tinggi. Mereka siap berinteraksi dan bekerja dalam tim lintas budaya serta siap bekerja di lingkungan multinasional. 


Universitas dengan Standar Internasiona, Pendidikan tinggi di Singapura yang diwakili oleh institusi seperti NUS dan NTU memiliki reputasi global. Universitas-universitas ini menawarkan program yang berorientasi pada riset dan inovasi untuk mendukung pengembangan teknologi dan solusi masa depan.


Kolaborasi dengan universitas ternama dunia memberi siswa akses ke pendidikan berkualitas tinggi dan jaringan profesional yang luas. Lulusan institusi ini sangat dicari oleh perusahaan global karena keunggulan akademik dan keterampilan praktis yang dimiliki.


Pendidikan di Singapura menginspirasi bahwa kemajuan bangsa bisa dimulai dari investasi besar pada sumber daya manusia. Di balik setiap pencapaian, ada kerja keras, visi besar, dan komitmen untuk terus berkembang. 


Indonesia dengan segala potensi yang dimiliki juga punya kesempatan yang sama untuk menciptakan generasi yang siap bersaing di tingkat global. Langkah awalnya adalah menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama, mulai dari peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru, hingga membangun akses pendidikan yang merata.


Kita tidak perlu meniru sistem pendidikan di Singapura sepenuhnya, tetapi belajar bagaimana Singapura membangun sistem yang berfokus pada kebutuhan masa depan. Jika setiap elemen bangsa, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga para guru, bersatu dalam visi yang sama, bukan tidak mungkin pendidikan di Indonesia akan melahirkan generasi yang memiliki daya saing global.


Satu lagi yang menjadi pemikiran kita bersama akankan dengan kecendrungan deotonomisasi (upaya menghilangkan otonomi) atau resentralisasi sistem pemerintahan hari ini akankah bisa melahirkan dunia pendidikan didaerah bisa melakukan inovasi dan kreativitas, desentrasilasi pendidikan sepertinya sudah mulai hambar terasa, khusus di Sumatra Barat ranah minang, pertanyaan untuk kit renungkan bisakah kita mengejar pendidikan singapura?, wallahua’lam bissawab ( Syafrianto )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar