Konten Digital Tanpa Batas Dinilai Picu Dampak Sosial, Masyarakat Diminta Lebih Kritis

Konten Digital Tanpa Batas Dinilai Picu Dampak Sosial, Masyarakat Diminta Lebih Kritis

Redaksi

AGAM, Sumbarmaju.com — Maraknya konten digital yang mengalir deras di berbagai platform dinilai mulai menimbulkan dampak sosial yang serius di masyarakat. Pemerhati penyiaran ramah anak, Triana Maharani, mengingatkan bahwa konsumsi konten yang tidak terfilter berpotensi merusak nilai sosial, norma, hingga kesehatan mental publik, terutama generasi muda.

“Banyak konten yang sejatinya tidak sesuai norma sosial atau bahkan tidak ramah anak, lolos begitu saja ke hadapan publik. Tanpa pengawasan memadai, konten semacam itu berpotensi menciptakan kerentanan sosial yang lebih luas,” kata Triana kepada media, Kamis (10/7/2025).


Triana menyoroti konten prank yang mempermalukan orang lain, kekerasan terselubung, hingga konten seksual yang dikemas samar-samar demi mengejar popularitas di media sosial. Fenomena ini dinilainya semakin memperburuk kondisi psikologis masyarakat.


“Algoritma platform kerap mendorong konten sensasional demi engagement, tanpa mempertimbangkan nilai edukasi atau keamanan psikologis penonton,” tegasnya.


Menurutnya, dampak sosial dari konten digital bukan hanya soal individu, tetapi juga memengaruhi hubungan sosial, pola pikir, hingga budaya masyarakat. Ia menilai, publik kini makin sering terpecah oleh perdebatan tajam di ruang digital, bahkan memicu tindakan saling membenci akibat terpancing konten provokatif.


“Dunia digital tak bisa dihadapi semata-mata dengan pendekatan hukum. Ada batas-batas yang hanya bisa disentuh oleh kesadaran bersama,” ujarnya.


Triana juga mengingatkan, kecepatan penyebaran informasi di platform digital memicu efek domino yang sulit dikendalikan, terutama jika kontennya mengandung hoaks, ujaran kebencian atau nilai kekerasan.


“Kita tidak bisa menutup mata bahwa batas antara penyiaran konvensional dan digital kini semakin tipis, bahkan nyaris menghilang. Apa yang dulu hanya tersaji lewat televisi, kini bisa diakses kapan saja melalui internet,” katanya.


Ia mengajak masyarakat lebih kritis memilih dan menyebarkan konten. Triana menilai, literasi digital menjadi salah satu senjata penting agar publik tidak mudah terjebak dalam pusaran konten negatif.


“Benteng utama pengawasan moral tetap ada di rumah, di tangan para orang tua. Dunia digital, bagaimanapun, memiliki dua sisi, ia membawa manfaat besar, tetapi juga risiko besar,” tegasnya.


Triana menambahkan, hanya dengan kesadaran kolektif, kolaborasi berbagai pihak, serta keberanian masyarakat bersikap kritis, ruang digital Indonesia dapat dijaga agar tetap sehat dan aman untuk semua kalangan.


“Saya meyakini, hanya keberanian yang membuat kita tetap berdaya di era digital ini,” pungkasnya. (Syafrianto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar