Dosen Politeknik ATI Padang Terapkan Teknologi Sensor Pemilahan Sampah Untuk UMKM Safwa Kerupuk Kamang

Dosen Politeknik ATI Padang Terapkan Teknologi Sensor Pemilahan Sampah Untuk UMKM Safwa Kerupuk Kamang

Redaksi

TILATANG KAMANG, sumbarmaju.com - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Dosen Politeknik ATI Padang berhasil menciptakan alat pemilah sampah otomatis berbasis teknologi sensor sekaligus sosialisasi dan pelatihan, yang diterapkan di UMKM Safwa Kerupuk Kamang, Jorong Jalikur, Desa Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam.

Program ini bertujuan membantu pelaku usaha kecil dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di lingkungan produksi. Demikian disampaikan Ketua Tim PKM Dr. Candrianto, ST, M.Pd, dalam sesi wawancara usai kegiatan sosialisasi pelatihan, Selasa, (4/11/2025) kemaren di Jorong Jalikur.


Disebutkan Dr. Candrianto, dengan memanfaatkan sensor Proximity Infrared (IR), sensor Proximity Induktif, sensor Proximity Kapasitif, mikrokontroler, dan servo motor, dimana alat tersebut mampu mendeteksi dan memisahkan sampah plastik secara otomatis dengan akurasi hingga 90 persen, limbah menjadi nilai tambah.

Pihak kampus Politeknik ATI Padang ingin menghadirkan solusi sederhana, efisien, dan ramah lingkungan. Teknologi sensor ini bisa membantu masyarakat memilah sampah dengan cepat tanpa harus menggunakan tenaga besar, kata  Dr. Candrianto.


Selain menciptakan alat, tim PKM juga mengadakan pelatihan dan sosialisasi kepada pelaku UMKM dan warga sekitar tentang cara pengelolaan sampah yang benar, pemanfaatan kembali plastik bekas, dan penerapan budaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle).


Kini, UMKM Safwa Kerupuk Kamang telah mulai menerapkan sistem pemilahan dan pengumpulan sampah mandiri. Sampah plastik tidak lagi dibuang sembarangan, melainkan diolah menjadi produk kreatif seperti pot tanaman, wadah alat tulis, hingga kemasan ulang sederhana.


Dulu kami bingung bagaimana mengelola plastik sisa produksi. Sekarang setelah ada alat dan pelatihan, kami menjadi tahu cara memisahkan dan memanfaatkannya lagi. Lingkungan jadi lebih bersih, ungkap Riswanti sebagai pemilik UMKM Safwa Kerupuk Kamang.


Dengan telah diadakannya Sosialisasi dan pelatihan penerapan alat pemilih sampah berbasis sensor ini, area produksi UMKM terlihat lebih tertata, 

higienis, dan ramah lingkungan. Pekerja juga menjadi lebih disiplin dalam menjaga kebersihan tempat 

kerja, yang berpengaruh langsung pada kualitas produk kerupuk yang dihasilkan.


Selain itu, program ini juga meningkatkan citra UMKM Safwa Kerupuk Kamang sebagai usaha ramah lingkungan (green UMKM), sekaligus mendukung target pemerintah dalam penerapan ekonomi sirkular 

dan industri hijau di sektor mikro.


Dampak sosial dan keberlanjutan kegiatan PKM ini tidak hanya berhenti pada pembuatan alat. Tim juga menghasilkan beberapa luaran nyata nantinya, seperti Prototipe alat pemilah sampah berbasis sensor, artikel ilmiah untuk publikasi nasional, Video edukatif tentang cara kerja alat dan penerapan sistem pemilahan sampah di UMKM. Demikian ditambahkan Dr. Candrianto. (Yun.S)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar