Hujan & Bencana di Kabupaten Agam, Syafril Dt. Rajo Api Mohon Pemerintah Pusat Turun Tangan

Hujan & Bencana di Kabupaten Agam, Syafril Dt. Rajo Api Mohon Pemerintah Pusat Turun Tangan

Redaksi

AGAM,Sumbarmaju.com – Sepekan penuh sejak Jumat, 22 November hingga Kamis, 27 November 2025, Kabupaten Agam seolah berada dalam pelukan cuaca buruk tanpa jeda. Hujan deras yang turun hampir tanpa henti, disertai angin kencang yang menderu, mengubah banyak titik di Agam dan sebagian wilayah Sumatera Barat menjadi daerah rawan bencana.

Di berbagai nagari, masyarakat hidup dalam kewaspadaan tinggi. Di Jorong, di tepian-tepian bukit, dan sepanjang jalur nasional hingga jalan nagari, longsor terjadi silih berganti. Material tanah yang tergerus tak hanya memutuskan akses, tapi juga menimpa rumah warga. Beberapa keluarga kehilangan tempat tinggal, sebagian lain kehilangan anggota keluarga. Tangis dan lampu darurat menjadi pemandangan malam yang terus berulang.

Di Malalak, galodo menghantam puluhan rumah. Aliran air berlumpur bercampur material kayu dan batu menerjang pemukiman dengan kekuatan yang tak terbendung. Jalan-jalan berubah menjadi aliran air deras. Di beberapa titik, warga tak sempat menyelamatkan apa pun kecuali diri mereka sendiri.

Sementara itu, di banyak nagari lain, banjir dan banjir bandang juga turut memperparah keadaan. Sawah rusak, jembatan rusak, aktivitas ekonomi lumpuh.


Di antara situasi mencekam ini, Syafril, SE Dt. Rajo Api, Anggota DPRD Kabupaten Agam dari Dapil III, menyuarakan keprihatinan mendalam, bagaimana masyarakat berjuang di tengah keterbatasan dan bencana.


“Kondisi ini sudah di luar kemampuan Daerah Kabupaten Agam. Saya mohon Pemerintah Pusat segera turun tangan. Kita butuh dukungan cepat, baik logistik, alat berat, maupun penanganan darurat. Banyak warga sudah mengungsi, banyak akses vital terputus. Ini darurat kemanusiaan, bukan lagi bencana biasa,” tegas Syafril.


Ia menambahkan, kebutuhan mendesak saat ini bukan hanya bantuan makanan dan selimut, tapi juga penanganan psikologis, evakuasi lanjutan, serta pembukaan akses jalan agar bantuan bisa menjangkau nagari-nagari yang terisolasi.


Syafril menjelaskan di Nagari Nan Tujuah, Nan Limo, Pagadih, Pasia Laweh, Koto Rantang Kecamatan Palupuh dan di Tilatang Kamang, Kamang Magek, Palembayan, Malalak dan daerah lainnya sejak hujan ekstrem mengguyur, jumlah titik longsor terus bertambah setiap hari. “Kondisinya bergerak terus. Tanah masih labil. Warga ketakutan tiap malam, karena suara runtuhan dari bukit bisa terjadi kapan saja,” ujarnya.


Di Posko-posko darurat, para ibu menenangkan anak-anak mereka, yang masih terkejut dengan suara dentuman tanah longsor. Di sisi lain, para relawan bekerja hampir tanpa tidur. Mereka memadamkan ketakutan dengan aksi nyata: membantu evakuasi, mengalirkan informasi, dan mengantar kebutuhan pokok.


Karena itu, Syafril menilai penanganan tidak boleh menunggu. “Kita butuh intervensi cepat. Pemerintah Pusat melalui BNPB, Kementerian PU, dan lembaga terkait harus segera memperkuat penanganan di lapangan. Agam tidak bisa bekerja sendiri,” katanya.


Ia juga meminta Pemprov Sumbar terus memperbarui status darurat dan memastikan koordinasi lintas sektor berjalan tanpa hambatan.

“Ini bukan hanya bencana Agam, tetapi bencana Sumbar secara keseluruhan,” tambahnya.


Sementara itu, warga berharap hujan segera mereda. Namun ramalan cuaca menunjukkan potensi hujan lebat masih akan berlangsung hingga akhir November. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat hanya bisa meningkatkan kewaspadaan sambil menunggu bantuan lebih besar datang.


Di balik kepungan bencana, satu hal tetap nyata: solidaritas masyarakat yang terus menyala. Namun bantuan dari pusat menjadi kunci untuk memastikan bahwa Agam dapat melewati ujian berat ini dengan lebih kuat dan lebih siap.


Mengakhiri penjelasannya,

Syafril Dt Rajo Api mengharapkan bagi warga masyarakat agar menyisihkan sebagian rezekinya, untuk membantu saudara kita yang terdampak bencana ini.

( ANTO DEMOKRAT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar